Irdam Iskandar Muda Hadiri Pembukaan Meuseuraya Akbar Pidie 2025: TNI Dukung Pelestarian Sejarah Aceh

Pidie,- Komitmen Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mendukung pelestarian sejarah dan budaya lokal tampak nyata dengan kehadiran Inspektur Daerah Militer Iskandar Muda (Irdam IM) Brigjen TNI Yudi Yulistyanto, M.A., pada pembukaan Meuseuraya Akbar Pidie 2025 yang digelar di Gedung Meusapat Pidie, Jln. Prof. A. Majid Ibrahim, Desa Blang Asan, Kecamatan Pidie.


Kehadiran Brigjen Yudi Yulistyanto dalam acara tersebut menegaskan posisi strategis TNI sebagai mitra aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga warisan budaya Aceh, sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor demi menjaga identitas kebudayaan bangsa.


Acara pembukaan yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Aceh, serta pemutaran video kilas balik kegiatan MAPESA, menjadi simbol awal semangat kolektif dalam merawat nilai-nilai sejarah lokal.


Brigjen TNI Yudi Yulistyanto dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif pelestarian sejarah yang digagas oleh Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA). Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi, termasuk keterlibatan TNI, dalam menjaga situs-situs bersejarah yang menjadi saksi peradaban masa lalu.

“Pelestarian sejarah adalah bagian dari menjaga jati diri bangsa. TNI siap bersinergi bersama masyarakat dalam memastikan warisan budaya Aceh tetap terjaga dan dikenali generasi penerus,” ujarnya.


Selain Irdam IM, acara ini juga dihadiri perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Kepala Balai Kebudayaan Wilayah I Aceh Piet Rusdi, S.Sos., Plt. Asisten I Setdakab Pidie Safrizal, S.STP., M.Ec.Dev., Ketua II DPRK Pidie Saifullah TS, Waka Polres Kompol Dwi Arys Purwoko, S.I.K., M.H., serta berbagai komunitas pecinta sejarah dan budaya dari berbagai kalangan.


Ketua MAPESA, Mizuar Mahdi, dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk terus mencintai dan melestarikan sejarah daerah. Menurutnya, Meuseuraya adalah bentuk gotong royong lintas elemen dalam menjaga peninggalan budaya yang mulai tergerus oleh zaman.

“Pidie adalah gudang peradaban Islam masa lalu. Kita tidak boleh membiarkan jejak sejarah ini hilang tanpa usaha merawat dan memahaminya,” katanya.


Kepala Balai Kebudayaan Wilayah I Aceh, Piet Rusdi, menambahkan bahwa Meuseuraya bukan hanya soal fisik restorasi, tapi juga ruang edukasi, riset, dan pembangunan kesadaran kolektif masyarakat.

“Melalui pelibatan komunitas lokal, kita bangun kembali jembatan antara masa lalu dan masa depan,” ujarnya.


Plt. Asisten I Setdakab Pidie, Safrizal, mewakili Bupati Pidie, menyampaikan terima kasih kepada MAPESA dan semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap Meuseuraya menjadi ruang belajar dan inspirasi bagi generasi muda.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pelestarian budaya harus menjadi gerakan bersama, demi mempertahankan identitas Aceh di tengah arus perubahan zaman,” tegasnya.


Puncak pembukaan ditandai dengan penabuhan rapa’i oleh unsur forkopimda dan tokoh masyarakat, dilanjutkan kunjungan ke lokasi pameran sejarah yang menampilkan beragam artefak, foto dokumentasi, dan informasi penting mengenai situs-situs bersejarah di Pidie.


Meuseuraya Akbar Pidie 2025 akan berlangsung hingga 29 Mei mendatang. Rangkaian kegiatannya meliputi diskusi budaya, restorasi simbolik, kajian sejarah, serta edukasi publik. Melalui kegiatan ini, TNI bersama masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah berharap dapat menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dari sejarah Aceh yang kaya dan bermakna.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak